Alur Cerita Bleach 540

Alur Cerita Bleach 540


Assalamualaikum sobat. gimana kabarnya?

oh yah Bleach 540 sudah keluar yang versi Ingrrisnya jadi Tunggu sebntar yah untuk versi
Indonesia

Versi Teks Bleach Chapter 540
Sebelumnya : Bleach Chapter 539

Para shinigami mulai menyadari akan kelemahan dirinya. Mereka mulai mengerti akan ketidakberdayaan mereka saat melawan para Quincy. Mereka mulai memaksa dirinya untuk berlati. Mereka mulai mencoba melangkahkan kakinya dari ketertinggalan. Memang, tak ada yang bisa dilakukan oleh mereka sekarang, kecuali berlati dan meningkatkan kemampuan mereka. Tak ada tahu kapan para musuh akan menyerang, tak ada yang mengerti bagaimana para musuh akan menyerang nanti. Begitu juga yang terjadi dengan Ichigo. Kini saat baginya untuk meningkatkan kemampuannya. Mendapatkan kembali kekuatannya.

Setelah Ichigo mendapatkan sosok yang di pilih untuk menjadi asauchinya, dia diajak oleh Nimaiya, ke suatu tempat. Aneh, mereka menuruni sebuah tempat dengan meluncur di dalam pipa besar yang terhubung jauh ke dalam dasar gubuk kecil milik Nimaiya. Ketiganya mendarat –Nimaiya, Ichigo dan sang Asauchi—Nimaiya menapakkan kakinya dengan mulus di atas tanah. Namun, Ichigo dan Asauchinya tak bernasib sama, wajah Ichigo menghantam tanah terlebih dahulu, alih-alih mendarat dengan kakinya.

Bleach Chapter 540 - The Sword Five
Teks Version by Bleach Indonesia

“Kau tak apa-apa, Ichigo-chan?” Ucap Nimaiya dengan gaya rape-nya. “Padahal sudah kubilang kalau jalan itu berbahaya, tapi kau masih mau maju duluan! Aku bisa melihat sisi kepahlawananmu, Ichigo-chan!”

“Kau yang menendangku duluan, tahu!” Protes Ichigo.

“Sama sajalah, ada yang lebih penting sekarang yo! Lihat!”

Ichigo langsung berhenti berucap, dirinya baru sadar akan dinding-dinding air yang mengelilinya tempat dirinya berdiri sekarang itu.

“Ada alasannya kenapa Istana Feniks ada di pinggir tebing yo! Kalau tak ada semua air ini, tak bisa memulihkan bankaimu!” Lanjut sang Royal Guard. “Dan bersiaplah Ichigo-chan, saat ini kau harus mengucapkan sayonara pada Zangetsu!”

Ichigo tak mengerti apa yang dikatakan oleh Nimaiya. Namun, sebelum pemuda berambut orange ini melontarkan pertanyaan. Sang Royal Guard langsung berteriak.

“Yoo semuanya! Acaranya sudah mau mulai!” Masih dengan gayanya yang melekat. “Welcome to my SHOW!!!”

Wajah penasaran Ichigo langsung tergantikan oleh ekspresi aneh, setelah melihat tingkah dan gaya Nimaiya yang benar-benar memalukan. Tiba-tiba muncul lima orang dari belakang Ichigo, melompat begitu saja melewati Ichigo dan si Asauchi. Dan, langsung mengarah pada Nimaiya. Tidak, mereka tidak mendarat di tanah di samping sang Royal Guard itu. Melainkan, mereka mendarat tepat pada tubuh sang tuan, membuat laki-laki dengan gaya rock itu terkapar begitu saja di atas tanah.

“Pasukan khusus pengawal Nimaiya sudah tiba di lapangan!!” Teriak mereka bersemangat. Mereka berlima semuanya perempuan. Satu diantara adalah yang menjemput Ichigo dari dunia manusia sebelum ini, seorang lagi terlihat seperti anak kecil. Yang satu lagi berambut hitam-lurus-sebahu dengan wajah yang terkesan sedih. Satu lagi perempuan yang selalu terlihat bersemangat dengan ramput panjangnya yang dikuncir dua. Yang terakhir perempuan beramput hitam lurus dan panjang, wajahnya sedikit tertutup oleh poni panjangnya, balutan perban yang melilit menutupi mulutnya itu juga membuat perempuan satu ini terkesan menakutkan.

Ichigo masih belum mengerti kenapa mereka muncul tiba-tiba seperti itu. Tapi....

“Kenapa bengong, tadi kubilang "semuanya", jadi kau juga ke sini... Asauchi.” Ucap Nimaiya yang masih terkapar di tanah.

Dan tiba-tiba tubuh sang Asauchi melebur, menuju ke hadapan Nimaiya. Tanpa diperintah, perempuan-perempuan itu mulai melakukan tugasnya. Mereka sangat cepat, seakan menunjukkan tak ada yang bisa menandingi apa yang dilakukan oleh mereka sekarang.

Mera, perempuan yang menjemput Ichigo itu menghantamkan kepalan tangannya satu-sama lain, menciptakan percikan api kecil di sana. Dan dengan sekali tiupan kencangnya, sebuag bara api langsung tercipta di sana, membakar asauchi yang sudah melebur sebelumnya.

“Ya ampun, menyedihkan sekali mengotori tangan kita dengan hal merepotkan begini lagi....” Ucap salah satu yang lain, perempuan berambut hitam-sebahu—Namanya Tokie—, sambil meneteskan air mata. “Buruk sekali...”

Tapi, tetap saja tangannya masih bekerja, menuangkan air pada wadah dipegang oleh perempuan –bocah—bertubuh kecil.

“Mengotori tangan?! Ini pekerjaan kita, Tokie-san! Pe-ker-ja-an!” Ucap anak kecil itu protes, walaupun itu tidak perlu, ‘sih! “Siaaap?! Yak! Hooooi Satoo! Ambil nih!!”

Lalu, yang lain tidak tinggal begitu saja. Perempuan berambut panjang yang dikepang—Namanya Sato— itu langsung mengambil asauchi yang sudah memadat lagi –dia mengambil dengan rambutnya yang dikepang itu—dan memberikannya pada Nimaiya.

Perempuan yang terakhir, tiba-tiba mengendorkan lilitan perban yang menutupi mulutnya. Tetiba langsung mencabut gigi geraham atasnya. Tak akan ada yang mengerti apa yang sedang dilakukannya. Namun, seketika itupula geraham kecil itu langsung berubah menjadi palu hitam. Perempuan itu lalu mendekati Nimaiya, dan menyerahkan palu dengan pegangan panjang itu pada sang tuan.

Nimaiya tak langsung menerimanya. Salah satu anggota Royal Guard ini membuka haori(?)-nya, menyisakan shikakushou tak berlengan layaknya shinigami biasa. Bahkan dia juga melepas kacamata yang selalu bertengger di atas hidungnya itu. Mengikat rambut kribonya agar tak mengganggu pekerjaan pentinynya setelah ini.

“Kalau begitu, waktunya bekerja.” Ucapnya pelan, dengan pandangan mata yang begitu serius.

Dentuman saat palu dan kepingan asaushi beradu mulai terdengar begitu keras. Ichigo hanya bisa melihat bagaimana sang pencipta zanpakutou melakukan pekerjaannya.

“Mikirin apa? Chan-Ichi.” Tiba-tiba sang penempa zanpakutou itu bertanya di tengah sibuknya.

“Bukan apa-apa. Cuma... bukannya lebih baik kau pakai kacamata hitammu daripada melepasnya.” Jawab Ichi. “Chan-ichi?” Gumam Ichigo pelan, menyadari kalau namanya dipanggil terbalik.

“Bodoh! Kalau pakai kacamata hitam mana bisa kulihat warna percikan apinya?!”

Setelah terdiam cukup lama, Nimaiya mulai melihat kalau Ichigo menyadari sesuatu.

“Kau sadar, Chan-Ichi?” Gumamnya memancing. “Alasan kenapa Asauchi ini berwarna putih begitu disentuh olehmu.”

“...Tidak...”

“Tak terpikir begini? "Warnanya seperti hollow yang ada dalam diriku."”

Perkataan Nimaiya itu membuat Ichigo terdiam. Otak dalam kepalanya mulai sedikit mengerti. Namun, mulutnya masih terkunci untuk bicara.

“Yup. Dia ini sisi hollow-mu. Asauchi-nya seperti ini untuk menarik sisi zanpakutou-mu.” Lanjut Nimaiya membenarkan ekspresi Ichigo. “Ngerti? Hollow ini adalah zanpakutou-nya Chan-Ichi. Hollow yang dibuat Aizen dari mengumpulkan roh shinigami, disebut 'Putih'. Anehnya, komposisinya sama dengan asauchi bikinanku. Hollow ini masuk ke dalam Chan-Ichi dan menyatu dengan kekuatan shinigami-mu. Dialah bentuk zanpakutou-mu yang sebenarnya.”

“Tunggu... Artinya...” Ucapan Ichigo masih sedikit ragu.

“Yep... Kau harusnya sadar... Sampai sekarang, dia ada dalam jiwamu, berpura-pura jadi zanpakutou-mu!”

Di tengah keterkejutannya. Ichigo langsung terseret ke dalam inner-world-nya. Tempat dimana zanpanya selama ini bersemayang. Tempat dimana gedung-gedung tertata dengan terbalik di sana. Tepat di depan Ichigo, berdirilah seorang laki-laki dengan jubah hitamnya. Laki-laki yang telah bertarung dengan Ichigo sejauh ini. Laki-laki yang telah mengajarkan Ichigo bagaimana memegang gagang zanpakutou.

“Paman” Gumam Ichigo pelan. “Zangetsu...”

“Chan-Ichi, kau tahu dia siapa.” Suara Nimaiya tiba-tiba terngiang di telingan Ichigo.

“Jelas. Dia Zange--” Jawab Ichigo.

“Salah~” Sang penemu zanpakutou itu memotong ucapannya. “Coba lagi. Lihat yang benar. Ayolah. Kau harusnya paham. Orang yang berdiri di depanmu. Sudah pernah kau lihat langsung dengan mata sendiri.”

Ichigo tak mengerti apa yang diucapkan oleh Nimaiya, benar-benar tidak mengerti. Namun, ketika matanya memicing, melihat dengan ketelitiannya. Matanya pemuda ini mendadak membelalak, terbuka lebar karena baru saja melihat kenyataan lain yang harus dia terima. Yang berdiri di depannya itu memanglah zangetsu yang dia kenal. Pak tua yang meminjamkan kekuatannya di saat Ichigo bertarung. Namun, dia jugalah sang raja bagi para Quincy, sosok yang telah menghancurkan Soul Society. Sang Quincy yang telah membunuh sang Soutaichou. Mata Ichigo tak bisa berkedip, bagaimana bisa dia baru menyadari kalau sosok yang telah menjadi partner-nya selama ini adalah seorang musuh. Bagaimana mungkin...

“Dia pria yang melibas Soul Society!!” Ucap Nimaiya menyakinkan. “Pria itu bukan "kekuatan shinigami"-mu. Dia "kekuatan Quincy"-mu. Yang di depanmu itu adalah Juha Bach, ribuan tahun yang lalu.”

Bersambung ke Bleach Chapter 541


Sumber : http://www.beelzeta.com/2013/06/versi-teks-bleach-chapter-540.html#ixzz2VTtHAwPx

Kunjungi Naruto 633
Anda sedang membaca artikel tentang Alur Cerita Bleach 540 dan anda bisa menemukan artikel Alur Cerita Bleach 540 ini dengan url http://barqahs.blogspot.com/2013/06/alur-cerita-bleach-540.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Alur Cerita Bleach 540 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Alur Cerita Bleach 540 sebagai sumbernya.

Related Post


Category Article , ,

73 Responses to “Barqahs Blog”

What's on Your Mind...

Copyright © 2013 Barqahs BlogShare For Tricks Blog | Template Blog | CSS | JQuery | Alur Cerita Naruto | Alur Cerita Bleach | Alur Cerita Fairy Tail | Alur Cerita One Piece. Design by Gudang Blog.